Kamis, 10 Desember 2015

Perawatan Wajah dan Kulit dengan Kefir

Tulisan ini saya ambil dari tulisan Bp. Adi Kumbara, si Komunitas Kefir Indonesia

Akhir-akhir ini banyak pertanyaan dan permintaan tentang Masker Kefir. Ada yang langsung merasakan manfaatnya, ada juga yang malah jerawatan dan kondisi kulitnya memburuk.

Jawaban tentang hal ini tidak sederhana. Sementara kebanyakan ingin memperoleh hasil instan. Untuk itu, saya akan mencoba untuk mengajak para sahabat memahami tentang Kefir dalam kaitannya dengan perawatan kecantikan secara bertahap.

Bagian Pertama.
Kulit, terutama kulit wajah, mencerminkan kondisi kesehatan fisik maupun kesehatan mental kita.

Kulit bisa menjadi kering kusam atau mengeluarkan minyak sehingga tampak berkilat pada saat kita sakit, kurang tidur, minum obat-obatan tertentu, stress, gangguan hormonal atau kelelahan.
Karena itu, untuk memperoleh kulit yang segar, harus dimulai dengan perbaikan organ dalam terlebih dahulu.

Yang terdepan tentunya pencernaan harus baik. Ini ditandai dengan BAB yang lancar dan teratur, serta tampilan buangan (tinja dan air seni) yang "baik dan benar", baik dari sisi tekstur, warna maupun baunya.

Perbaikan fungsi pencernaan merupakan "prioritas" bagi Kefir untuk disempurnakan.
Pilihan jenis makanan yang tepat serta olahraga yang memadai menjadi pendukung utamanya.

Dengan demikian, hal pertama yang harus diperhatikan bila ada hal yang tidak sesuai harapan, tanyakan apakah kondisi pencernaan sudah baik atau belum?

Kalau pencernaan belum baik, bersabar dulu untuk mencari penyebab gangguan kulit wajah, dsb., prioritaskan perbaikan pencernaan.

Kefir Prima atau Optima saja sudah cukup. Ini bisa cuma beberapa hari, tapi bisa sampai beberapa bulan.....


Mari kita lihat kulit kita. Secara garis besar faktanya adalah :
1. Kulit merupakan “organ” besar. Berat kulit manusia dewasa berkisar antara 3 - 4 kg (tanpa lemak). Umur sel kulit berkisar antara 20 hari - 1 bulan lebih.
2. Dalam setiap inci persegi (6,5 cm2) kulit manusia terdapat sekitar 650 kelenjar keringat, 20 pembuluh darah, 60 ribu sel pembentuk pigmen dan lebih dari 1.000 ujung syaraf.
3. Bakteri normal (friendly bacteria) pada kulit sekitar 1 trilyun, atau sekitar 300 juta per inci persegi, dan terdiri atas lebih dari 1.000 jenis.

Sekarang mari kita fokus pada bakteri dan wajah kita.
1. Pada kondisi optimal, bakteri dapat membelah diri (lipat dua) antara 20 menit sampai 2 jam.
2. Pada saat kurang makanan, bisa “tidur”, dan bertahan antara 6 bulan sampai satu tahun.
3. Antiseptik dapat membunuh bakteri secara efektif dalam hitungan menit.
4. Wajah kita secara rata-rata, dalam keadaan normal,  mengandung lebih dari 10 milyar bakteri.
5. Dari wajah saja, setiap hari ada sekitar 1 -  2 gram kulit yang mati, termasuk di dalamnya bakteri yang sudah mati dan tercampur lemak serta tambahan debu yang menempel.

Sementara itu, jerawat/acne (bedakan dengan pimples dan komedo yang merupakan kantung lemak yang tersumbat) adalah peradangan akibat adanya bakteri jahat yang merajalela.

Tampaknya uraian ini sudah mulai ribet, walau saya berusaha semaksimal mungkin menggunakan pemahaman yang sederhana. Tapi untuk paham, keribetan ini harus sedikit muncul, karena kulit wajah sering dianggap paling penting.

Bagaimana umumnya kita memperlakukan wajah kita :
1. Umumnya kita membersihkan kulit muka dengan antiseptik (antara lain alkohol) yang membunuh bakteri tanpa pandang bulu. Maka kulit akan menjadi “bersih” dari segala flora, seperti tiadanya tanaman di padang pasir.
2. Foundation dan bedak yang merupakan partikel inert (“mati”) ditambah debu dari luar dan sekresi minyak dari kelenjar kulit, menyumbat pori-pori sehingga kulit susah bernafas dan berbagai kelenjar menjadi tersumbat.
3. Gangguan hormonal, stress dsb., ditambah ketiadaan bakteri baik membuat bakteri jahat lebih mudah berkembang biak. Akibatnya jerawat berupa ruam/radang merah sampai jerawat batu lebih mudah timbul.

Nah, sebenarnya Tuhan sudah mempersiapkan perangkat untuk menjaga wajah kita agar tetap bersih. “Cuci muka” lima kali sehari, apalagi ditambah Dhuha dan Tahajud, bisa tujuh kali sehari membasuh muka. Dalam keadaan normal, ini saja sudah mencukupi.

Tapi bagaimana kalau sudah terlanjur bermasalah ?

Tentang Perawatan Wajah/Kecantikan.

Bagian Keempat.

Jutaan bakteri jahat dan milyaran bakteri baik pada wajah kita semuanya membutuhkan makanan untuk berkembang dan bertahan hidup.
Makanan ini diperoleh dari dalam, diantar oleh pembuluh darah halus ke kulit.
Bakteri baik menekan pertumbuhan bakteri jahat melalui kompetisi makanan. Disamping itu, ternyata juga jenis makanan yang lebih disukai oleh bakteri buruk sedikit berbeda dengan yang lebih disukai bakteri baik, bukan cuma jenisnya, tapi juga komposisinya.

Yang juga harus diperhatikan, ternyata bakteri jahat lebih tinggi ketahanannya terhadap antiseptik maupun antibiotika, sehingga ketika kita menggunakan zat pembunuh bakteri, yang baik yang duluan tepar...
Seperti di dunia manusia saja, si jahat daya tahannya lebih tinggi...

Kenapa stress justru memicu pertumbuhan bakteri jahat?
Ketika kita stress, maka tubuh menganggap adanya ancaman bahaya. Muncul rasa lapar, sekresi insulin meningkat, juga hormon adrenalin yang meningkatkan ritme jantung dan aliran darah. Gula/glukosa lebih intens dikirimkan ke semua sel. Trigliserida (lemak) juga beredar makin intens. Tujuannya agar sel bisa menggunakan gula dan lemak itu untuk menghasilkan tenaga yang akan digunakan untuk melawan ancaman.
Tapi ancaman itu bukan fisik, tapi psikis. Akibatnya gula dan lemak berkelebihan di kulit, dan bakteri jahat makin berpesta pora....

Saat datang bulanpun, banyak wanita yang menjadi jerawatan sesaat. Ini karena sel telur yang terbuang “merasa kecewa”, dan muncul dalam bentuk ketidak seimbangan hormon...

Apalagi bakteri baik populasinya terus menerus diganggu dengan berbagai “pembersih wajah” yang mengandung berbagai antiseptik, sehingga tidak mampu melawan bakteri jahat....

Minum Kefir akan menyeimbangkan sekresi insulin dan adrenalin. Beberapa hormon pada Kefir juga bersifat menenangkan sehingga badan lebih relaks dan stress berkurang. Karena itu seringkali setelah minum Kefir menjadi mengantuk. Orang yang tegang, merasa terancam tidak akan bisa mengantuk dan tidur.

Kalau dukungan dari dalam sudah bagus, maka penggunaan Kefir sebagai masker akan menjadi jauh lebih efektif.
Kulit yang tadinya seperti padang pasir seolah dipenuhi rumput hijau sehingga ilalang jahat menjadi tertekan....
Satu cc Kefir Cream mengandung sekitar 2 milyar bakteri yang baik, sekaligus beserta prebiotiknya yang menjaga kehidupan bakteri baik itu. Inilah yang akan mengusir, setidaknya menekan perkembangbiakan bakteri jahat....

Tapi jangan salah pakai. Masker dibiarkan dari pagi sampai malam, dan dibersihkan dengan antiseptik yang membunuh semua bakteri. Lima kali sehari “cuci muka” (hanya dengan AIR !) tetap dijalankan, dan setiap kali bakteri baik yang masih potensial diperbantukan lagi......
Memang perlu waktu, tapi proses menjadikan kulit kinclong dan sehat sudah dimulai...

Ya...ya....
Tapi ada yang ketika menggunakan masker Kefir, muka jadi bruntusan dan kemerehan.

Ketika pertama kali menggunakan Kefir sebagai masker, cleansing cream ataupun foundation, maka seringkali sensasi yang tidak nyaman muncul. Yang paling ringan adalah sekedar gatal seolah dikerubuti semut yang sangat kecil.
Berikutnya bisa muncul ruam, beruntus atau sebaran infeksi (seperti jerawat merah)  yang makin luas.

Efek detoksifikasi selalu terjadi. Secara medis hal ini disebut sebagai Reaksi Jarisch-Herxheimer atau diringkas Reaksi Herx.
Inilah prosesnya :
1. Kefir Cream merupakan kumpulan berbagai bakteri probiotik disertai juga dengan prebiotik (makanan mikroba).  Pada saat kontak dengan kulit yang kondisinya belum terbiasa, bisa muncul gejala alergi, karena kulit merasakan adanya benda asing yang masuk. Rasa gatal merupakan gejala terkecil.
2. Prebiotik ini juga makanan bagi bakteri jahat yang sudah ada, sehingga pertumbuhannya menjadi terpicu, sebelum kemudian berkompetisi dan ditekan oleh bakteri baik.
3. Kadang sistem imun juga menganggap sebagian bakteri ini sebagai benda asing sehingga memicu reaksi imun, dimana antibodi menjadi aktif.
4. Pada saat bakteri jahat tertekan, dan akan mati, maka bakteri itu akan melepaskan racun (endotoksin) yang dikandungnya sehingga seolah kondisi penyakit makin parah.

Karena itu, setiap pengguna Kefir harus menyadari adanya Reaksi Herx ini, karena dampak yang paling umum adalah kapok dan tidak mau meneruskan lagi. Reaksi Herx ini bisa berlangsung cuma beberapa jam, tapi bisa sampai lebih dari sebulan.
Reaksi ini terutama terjadi karena kecepatan munculnya toksin dan reaksi alergi pada tahap awal tidak bisa diimbangi oleh kemampuan tubuh untuk menetralkan racun itu. Reaksi Herx ini akan makin parah bila penderita kurang gizi, sehingga tidak bisa menanggulangi kemunculan racun.
Hal lain yang menjadi sebab adalah salah cara penggunaan dan kondisi tubuh yang belum kondusif (misalnya pencernaan dan metabolisme masih buruk).

Jadi langkah benar dalam menggunakan Masker Kefir adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1. Pastikan pencernaan, metabolisme dan asupan nutrisi sudah cukup baik.
2. Bersihkan wajah dengan air hangat kuku sehingga pori-pori cukup terbuka.
3. Gunakan masker Kefir tipis saja, terutama bila kondisi kulit diperkirakan masih banyak bakteri jahatnya, sehingga Reaksi Herx dapat diminimalkan. Apabila terjadi reaksi Herx yang berlebihan, artinya bakteri jahat tidak bisa disaingi oleh bakteri baik dari Kefir. Terpaksa dibantu dengan antiseptik atau bahkan antibiotika.  Toner Kefir juga bersifat antiseptik. Gunakan ini dulu secara intensif sesering mungkin (misal setiap 2 jam) dengan menggunakan sprayer. Bantuan dokter pada saat ini mungkin diperlukan.
4. Prioritaskan untuk membebaskan kulit dari bakteri jahat, bukan untuk mengencangkan atau menghaluskan kulit. Ini merupakan proses yang terus menerus terjadi, karena bakteri jahat di udara selalu ada dan wajah merupakan bagian terbuka yang paling mudah terpapar.
5. Sesudah proses pembersihan selesai, maka boleh langkah berikutnya untuk tujuan mengencangkan kulit dan menjadikan lebih kinclong. Pada saat ini, penggunaan masker yang lebih tebal, dan dibiarkan sampai kering beberapa saat (10 menit sampai 1 jam)  sudah bisa dilakukan

2 komentar: